BAUBAU (Hidayatullah.or.id) — Aula Palagimata Kantor Walikota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi tempat istimewa dalam acara Sarasehan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Baubau, belum lama ini, Sabtu, 14 Jumadil Awal 1446 H (16/11/2024).
Acara ini sekaligus menjadi momen pengukuhan kepengurusan baru MUI Baubau, yang menyinergikan antara ulama dan pemerintah daerah untuk membangun masyarakat yang religius dan harmonis.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Walikota Baubau, Dr. H. Muh. Rasman Manafi, S.P., M.Si., yang menyampaikan pesan penting terkait peran strategis MUI. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa MUI harus menjadi garda depan dalam menjaga nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat.
“Saya mengucapkan selamat kepada seluruh pengurus MUI Kota Baubau. Amanah kita adalah menjaga warga kita, membuat nyaman negeri kita, termasuk memberikan pertimbangan kebijakan kepada pemerintah. Peran ini tentu sangat diharapkan,” ungkap Dr. Muh. Rasman.
Ia pun menekankan akan kebutuhan mendesak untuk menghadirkan kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah (umara) dan ulama dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, berakhlak mulia, dan religius khususnya di kawasan ini.
Kepemimpinan Baru MUI Kota Baubau
Dalam pengukuhan ini, KH. Abdul Rasyid Sabirin, Lc., M.A. terpilih secara aklamasi sebagai Ketua MUI Kota Baubau untuk periode 2024-2029.
Dalam pidato perdananya sebagai Ketua MUI, KH. Abdul Rasyid menegaskan pentingnya selalu merawat ukhuwah islamiyah sebagai landasan kerja MUI.
“Kolaborasi yang solid antara ulama dan umara adalah fondasi utama dalam membangun masyarakat Islami yang harmonis. Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk terus berdakwah dengan pendekatan yang relevan,” tegasnya.
Ditengah dinamika kehidupan umat dan bangsa dewasa ini, KH. Abdul Rasyid mengingatkan bahwa tantangan dakwah hendaknya melibatkan penyampaian nilai-nilai agama yang relevan dengan dinamika sosial, budaya, dan teknologi.
MUI Kota Baubau di bawah kepemimpinan KH. Abdul Rasyid diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai persoalan kontemporer.
“Kita perlu terus belajar dari pengalaman, memperkuat dakwah yang strategis dan inovatif. Dengan demikian, kita mampu menjadi agen perubahan di masyarakat,” pungkas KH. Abdul Rasyid.
Acara ini mengusung tema “Sinergitas Ulama dan Umara dalam Membangun Peradaban Bangsa yang Religius dan Harmonis”. Tema ini merefleksikan visi besar MUI Kota Baubau untuk memadukan kebijakan pemerintah dengan panduan moral ulama.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berdampak pada pembentukan kebijakan, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan spiritual dan sosial masyarakat.
Menurut Ketua Pelaksana, Drs. Abdul Muttalib, tema ini dirancang untuk menyoroti urgensi penguatan sinergi lintas sektor. “Kerjasama antara ulama dan umara harus diwujudkan melalui program kerja yang konkret dan berkesinambungan,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama,Ust. Abd Syukur, S.Sos.I., Ketua Persaudaraan Dai Indonesia (Posdai) Kepton, dikukuhkan sebagai anggota Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat. Pengukuhan ini menambah semangat baru bagi MUI dalam memperkuat program dakwah di Kota Baubau dan Kepulauan Buton.
Dalam wawancara singkat, Ust. Abd Syukur menyatakan posisi ini merupakan amanah besar. “Kami berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan dakwah, menghadirkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat dengan cara yang bijaksana dan aplikatif,” katanya.
Acara ini juga dihadiri oleh tokoh lainnya seperti sejumlah anggota DPRD Kota Baubau, pejabat pemerintah kota, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Baubau H. Mansur, pimpinan organisasi masyarakat Islam, serta pimpinan pondok pesantren*/Noer Akbar