MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) — Pemuda Hidayatullah Sulawesi Selatan mengadakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) selama 2 hari berlangsung di Aula Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Makassar dibuka pada Sabtu, 9 Rabiul Akhir 1446 (12/10/24). Rakerwil kali ini mengusung tema besar “Konsolidasi Progresifitas Pemuda yang Beradab Menuju Indonesia Emas”.
Ketua Pemuda Hidayatullah Sulawesi Selatan, Abdurrahman Sibghatullah, dalam sambutannya mengungkapkan fokus pengurusan periode 2024-2025 yang ia pimpin fokus pada dakwah kampus dan tarbiyah literasi.
“Visi ini merefleksikan tekad Pemuda Hidayatullah Sulawesi Selatan untuk mengukuhkan nilai-nilai moral dan keilmuan di tengah pemuda sebagai jalan menuju cita-cita besar bangsa,” katanya.
Langkah strategis Pemuda Hidayatullah Sulawesi Selatan ini dalam rangka menjawab tantangan zaman digital, di mana informasi begitu cepat tersebar tetapi tidak diimbangi dengan kedalaman literasi yang memadai.
“Peran dakwah kampus menjadi sangat vital mengingat kampus adalah tempat berkumpulnya pemuda yang kritis dan siap menghadapi perubahan,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, pada era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, literasi bukan hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi mencakup kemampuan memahami, mengkritisi, dan memanfaatkan informasi untuk kepentingan yang lebih luas.
Karena itu, terang dia, melalui tarbiyah literasi, diharapkan para pemuda tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen informasi yang dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat.
“Dengan menghidupkan kembali budaya Iqra’, Pemuda Hidayatullah ingin memastikan bahwa kader-kader muda tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan keilmuan yang memadai,” katanya.
Dia memaparkan bahwa Islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan, dan seruan untuk membaca ini bukan sekadar membaca teks, tetapi memahami realitas dunia dengan hikmah. Dengan demikian, dia menegasan, program tarbiyah literasi yang dicanangkan oleh Pemuda Hidayatullah Sulsel memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam itu sendiri.
Dalam pada itu, pria lulusan Universitas Internasional Afrika (Jami’ah Ifriqiyā al-‘Ālamiyyah) Khartoum, Sudan, yang biasa disapa Bang ARS ini menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemuda Hidayatullah dengan institusi lain, baik internal maupun eksternal, dalam mewujudkan visi dan misi ini.
Kolaborasi ini, dijelaskan ARS, menjadi krusial di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks dan membutuhkan sinergi dari berbagai pihak untuk menghadapi tantangan globalisasi, sekularisasi, dan tantangan ideologis lainnya.
Disamping itu, Bang ARS menyoroti progresifitas peran pemuda dalam proses menuju Indonesia Emas menjadi sangat strategis, mengingat besarnya populasi pemuda yang memegang peranan penting dalam ekonomi, politik, dan budaya. Namun, progresifitas yang dimaksud bukan hanya semangat bergerak maju, melainkan progresifitas yang beradab—pemuda yang maju tetapi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moral, agama, dan budaya.
“Gerakan progresif beradab ini bisa diurai melalui teori-teori pembangunan yang menekankan pentingnya pembangunan moral dan karakter selain pembangunan material,” imbuhnya.
Dorongan untuk Berinovasi dan Kreatif
Rakerwil Pemuda Hidayatullah Sulawesi Selatan kali ini didampingi oleh Haniffudin Abraham Chaniago dari Pengurus Pusat (PP) Pemuda Hidayatullah. Dalam arahannya, Haniffudin mengharapkan PW Pemuda Hidayatullah Sulsel dapat lebih inovatif dan kreatif dalam merencanakan program-programnya.
“Kreativitas dan inovasi menjadi kunci dalam menjalankan program-program yang tidak hanya relevan tetapi juga menarik minat pemuda,” kata Haniffudin dalam arahahannya.
Haniffudin menjelaska, inovasi dalam dakwah dan pendidikan sangat dibutuhkan, mengingat cara-cara konvensional mungkin tidak lagi efektif dalam menjangkau generasi muda yang tumbuh di era digital.
Selain itu, kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan yang progresif dan inovatif, seperti Latihan Kepemimpinan Tingkat Tinggi (LTC), akan membantu membangun kapasitas para kader, baik dalam hal kepemimpinan maupun dalam hal intelektual.
Dalam sambutannya, Ustadz Rezkyaman, yang mewakili Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan, menyampaikan pentingnya meneladani gerakan dakwah para nabi.
Dakwah adalah tugas mulia yang dilakukan oleh setiap nabi dengan karakteristik yang berbeda-beda, namun semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menyampaikan kebenaran kepada umat manusia.
Dalam konteks pemuda Hidayatullah, teladan dari para nabi ini bisa diambil dalam bentuk strategi dakwah yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi zaman. Misalnya, Nabi Musa yang berani menghadapi tirani Firaun, atau Nabi Isa yang penuh kelembutan dalam menghadapi umatnya.
“Setiap nabi memiliki karakteristik yang unik dalam berdakwah, tetapi mereka semua memiliki keteguhan iman yang menjadi pelajaran penting bagi para pemuda Hidayatullah,” pesannya.
Ustadz Rezkyaman menambahkan, gerakan dakwah ini bukan hanya tentang menyampaikan kebenaran secara lisan, tetapi juga dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menjadikan para nabi sebagai teladan, kata dia, Pemuda Hidayatullah diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang berani dan cerdas dalam menghadapi tantangan zaman.
Pada kesempatan rangkaian acara Rakerwil ini juga digelar sesi literasi keuangan dengan tema “Bahaya Pinjol dan Paylater.” Sesi ini menghadirkan Dr. Nasrullah Sapa, Lc. MA., yang juga Ketua DPD Makassar dan Dosen UIN Alauddin. Tema ini diangkat sebagai respon terhadap maraknya penggunaan pinjaman online (pinjol) dan fasilitas paylater di kalangan generasi muda, yang dianggap meresahkan.
Dr. Nasrullah mengingatkan bahwa literasi keuangan sangat penting agar pemuda tidak terjebak dalam pola konsumtif yang berlebihan, terperangkap dalam jeratan riba pinjol yang berpotensi merusak masa depan mereka dan bisa mengelola keuangannya dengan bijak.*/Aditya