JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Philanthropist yang juga tokoh sesepuh Hidayatullah, Haji Iman Karim Loebis, menyapa anak muda mahasiswa dalam acara Kuliah Umum dan Diskusi Bersama diinisiasi Departemen Hubungan Antarbangsa Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah serta menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah dan Pengurus Pusat (PP) Pemuda Hidayatullah di Jakarta, Senin, 2 Muharram 1446 (8/7/2024).
Pada kesempatan tersebut pengusaha di bidang otomotif ini menyampaikan pesan sebagai modal penting yang harus dimiliki untuk terjun menjadi seorang pengusaha.
Berlangsung di Aula Hj Orni Loebis Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah Jakarta, kuliah umum yang dihadiri mahasiswa dan pemuda ini mengangkat tema “Membangun Bisnis di Indonesia: Hikmah-hikmah dari Akhir Abad 20 dan Awal Abad 21”.
Haji Iman Karim Loebis menyampaikan menjadi pengusaha tidak cukup hanya berbekal keberanian, kecakapan, kemampuan menakar, dan kejelian dalam membaca pasar, tetapi juga hendaknya memiliki integritas dan kualitas diri.
Seorang pengusaha menurutnya harus memiliki karakter yang kuat. Sebab, integritas dan nilai moral menjadi kunci dalam membangun kepercayaan dengan pelanggan, mitra bisnis, dan karyawan.
“Menjadi pengusaha, bukan hanya tentang menjual jasa atau barang, tapi ‘menjual diri’,” katanya.
Dia menjelaskan, “menjual diri” adalah kualitas diri. Artinya, seorang pengusaha mesti memiliki kapasitas dan kapabilitas sehingga dengan kualitas diri yang dimilikinya tersebut ia mendapatkan kepercayaan.
Selain itu, seorang pengusaha yang sukses tidak hanya fokus pada keuntungan finansial.
Menurutnya, pengusaha juga harus memiliki visi dan misi yang lebih tinggi, yaitu untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan berkontribusi pada pembangunan.
“Menjadi pengusaha, bukan hanya sekadar mencari keuntungan dunia, tapi juga akhirat,” tegasnya.
Demikian pula, bagi Haji Iman Karim Loebis, seorang pengusaha muslim harus selalu mengingat Allah SWT dalam setiap langkahnya.
Dzikir dan doa menurutnya menjadi kekuatan spiritual yang membantu mereka dalam menghadapi berbagai rintangan dan cobaan dalam dunia bisnis.
“Dzikir menjadi panduan dalam mewarnai jalan hidup seorang pengusaha,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam dunia usaha. Para pengusaha muda harus terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat bersaing di era globalisasi yang semakin kompetitif.*/Bustanol Arifin