BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhirnya hingga saat ini, tidak menyurutkan langkah sekelompok pemuda untuk tetap berkarya bagi umat dan bangsa.
Pada Ramadhan 1442H kali ini, Pemuda Madinatul Iman, demikian julukan sebuah organisasi kepemudaan, melakukan terobosan “baru” dalam kiprahnya. Apa gerangan?
“Balikpapan Mengaji: Talaqqi Al-Qur’an, Bangun Peradaban” adalah bentuk kegiatan mereka dalam rangka turut menyemarakkan Ramadhan. Para aktivis muda itu menebar guru-guru mengaji di sejumlah titik di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Guru mengaji tersebut menempati gerai-gerai yang telah ditentukan.
“Pemuda Hidayatullah Balikpapan terpanggil untuk mengajak masyarakat luas untuk ber-talaqqi Al-Qur’an. Kami menyediakan 6 gerai sebagai tempat “berhalaqoh” mengaji di setiap titik kecamatan yang ada di Kota Balikpapan,” ujar Ketua PD Pemuda Hidayatullah Balikpapan, Imam Muhammad, kepada hidayatullah.com Balikpapan, Ramadhan 1442H ini.
Talaqqi adalah belajar secara langsung berhadapan dengan guru.
Dijelaskan, program ini merupakan salah satu pelayanan dakwah mereka untuk turut membangun Kota Balikpapan dan Indonesia pada umumnya.
Dalam hal ini, mereka antara lain bersinergi dengan salah satu perguruan tinggi di daerah berjuluk Kota Beriman itu.
“Guru mengaji Al-Qur’an adalah pemuda-pemuda yang bekerja sama dengan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah Balikpapan,” jelasnya.
Baru-baru ini hidayatullah.com menyambangi gerai-gerai tersebut. Tampak para guru setia menanti kehadiran warga yang hendak mengaji atau belajar mengaji. Begitu pula bagi yang ingin menyetorkan bacaan atau hafalan Al-Qur’annya untuk dikoreksi. Tanpa pandang bulu, siapa saja dipersilakan untuk datang ke gerai-gerai itu.
Awak media ini tak mau ketinggalan. Begitu tiba di salah satu gerai di Kelurahan Sumber Rejo, Balikpapan Tengah, kami disambut oleh Aji Prasetyo, salah seorang guru mengaji.
Di antara prosedur belajar mengaji di gerai ini adalah harus memakai masker dan jaga jarak. Warga yang datang lalu diminta mengisi daftar peserta pada buku yang telah disediakan. Kami pun meminta untuk dites mengaji pada sejumlah surat Al-Qur’an.
“Sudah lumayan bacaannya, cuma kurang tebal (huruf) sho’-nya,” kata Aji memberikan koreksi setelah beberapa menit menyimak bacaan Qur’an.
Selain memperbaiki bacacan Qur’an, guru mengaji di gerai-gerai itu juga siap mengajarkan ngaji untuk siapa saja, baik yang masih berusia dini (anak-anak) maupun pelajar serta orang dewasa.
Aji menuturkan, setiap hari selama Ramadhan 1442H ia dan teman-temannya ditempatkan pada gerai-gerai berbeda secara bergantian. “Kita di-rolling,” ujarnya.
Hingga pertengahan Ramadhan kali ini, warga masyarakat yang belajar Al-Qur’an di gerai-gerai mengaji cukup antusias meskipun jumlahnya tidak merata. “Gak menentu. Kadang anak-anak bawa gerombolan (teman-temannya),” ujarnya.
Pada gerai lainnya, beragam kalangan masyarakat mendatangi gerai, termasuk sejumlah pekerja perusahaan yang sedang rehat pada siang hari.
Dengan kegiatan Balikpapan Mengaji ini, Pemuda Hidayatullah di kota “Madinatul Iman” itu ingin membumikan Al-Qur’an untuk segenap lapisan masyarakat Muslim setempat. “Tekad kami adalah landing-nya para pemuda yang lisannya basah oleh huruf-huruf Al-Qur’an,” ujarnya.
Sedekah Sepeda Motor
Sebagai program yang bisa dibilang baru, para pemuda itu harus berupaya keras untuk menyukseskan “Balikpapan Mengaji”. Berbagai pihak pun diajak bekerja sama, baik secara personal maupun institusi seperti Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan Mitra Zakat YPPH Balikpapan.
Menariknya pula, karena guru-guru mengaji tersebut adalah para mahasiswa yang secara finansial belum begitu mandiri, mereka pun difasilitasi dengan roda dua. Kendaraan ini untuk memobilisasi para guru mengaji tersebut.
Tentu bukan biaya murah mengadakan sepeda motor sebanyak 6 unit untuk sebuah kegiatan dalam sebulan. Satu terobosan dilakukan Imam yaitu dengan membuka donasi sedekah-pinjam sepeda motor untuk guru ngaji.
Donasi sedekah atau pinjam motor itu disambut antusias. Tak sedikit warga yang tertarik meminjamkan sepeda motornya untuk kepentingan dakwah ini. Bahkan ada yang membelikan sepeda motor baru untuk kegiatan Pemuda Hidayatullah Balikpapan.
“Masyarakat yang hatinya bergantung pada Al-Qur’an, maka kemudian para mahasantri yang akan mengajar kami bekali dengan kendaraan untuk mempermudah mobilisasi ke tempat tugas,” ujar Imam, lantas mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur yang telah mendukung kegiatan tersebut.
GSM di Masjid
Selain kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an itu, pada Ramadhan kali ini Pemuda Madinatul Iman juga mengadakan kegiatan GSM, singkatan dari “Gerakan Semerbak Masjid”. Lewat gerakan ini, Pemuda membagi-bagikan sejumlah botol parfum pilihan ke masjid-masjid.
Kegiatan peluncuran GSM dilakukan pada Kamis, 24 Ramadhan 1442H (06/05/2021) di Masjid Ar-Riyadh, Kecamatan Balikpapan Timur. Peluncuran dilakukan pada bakda zuhur di depan jamaah.
Secara simbolis, Imam melakukan penyemprotan parfum ke sejumlah tokoh setempat, mulai dari imam masjid, dai, hingga aktivis ormas Islam.
“Ini program bagus,” apresiasi dari salah seorang ustadz di masjid tersebut.
Dengan GSM, jamaah masjid dipersilakan untuk menggunakan parfum itu demi kekhuyukan beribadah. Sebaliknya, jamaah juga dipersilakan mendonasikan parfum di tempat yang disediakan untuk dipakai jamaah masjid.
“Silakan dipakai secukupnya. Siapapun boleh menaruh, siapapun boleh memakai,” tagline dari GSM yang terlihat pada keterangan tertulis di dekat tempat parfum-parfum tersebut.
Untuk diketahui, kegiatan-kegiatan tersebut bagian dari program Ramadhan yang diagendakan oleh Panitia Ramadhan 1442H Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah UmmulQura, Balikpapan. “Silakan mampir di medsos kami: Pemuda Hidayatullah BPN (IG dan FB),” pungkasnya.*/(SKR)