Hidayatullah.or.id – Ketua Umum DPP Hidayatullah, Ust Nashirul Haq, mengatakan, untuk sukses menapaki jalan dakwah, para dai tidak hanya bisa mengandalkan ilmu yang dimiliki. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus memiliki mental kuat sehingga tidak mudah tergelincir di lapangan.
Hal itu disampaikan beliau saat menyampaikan pidato acara Wisuda dan Pelepasan Kader Dai Nusantara’ Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, (30/07/2016).
“Di medan perjuangan, banyak sekali tantangannya. Terutama yang berkaitan dengan materi. Dai yang memiliki mental lemah, meski memiliki pengetahuan luas, bisa undur diri dari medan perjuangan ini,” ujarnya.
Dan, lanjutnya, kalau kita berkaca kepada para pendahulu kita, khususnya para dai Hidayatullah periode awal, banyak dari mereka yang tidak mengenyam bangku pendidikan.
Namun, tegasnya, sejarah telah mencatat mereka sebagai sosok yang memiliki semangat dan loyalitas tinggi dalam menjalankan misi dakwah.
“Ada di antara mereka ditugaskan ke Papua, tanpa alamat yang dituju. Dan sukses mendirikan pesantren di sana,” sengatnya.
Oleh karena itu, beliau mengingatkan, kalau para dai-dai dahulu tanpa harus mengenyam bangku kuliah, mereka tetap teguh dan istikomah dalam dunia dakwah. Maka, apa lagi para dai yang telah mengenyam bangku kuliah, tegasnya.
“Mereka seharusnya lebih kuat. Sebab, selama sekian tahun telah dibina intelektualitas dan spiritualitasnya secara bersamaan. Tinggal aktualisasinya di lapangan,” demikian dia.
“Ustadz Abdullah Said (pendiri Hidayatullah) sering mengatakan, bagi kader, semua tempat itu sama. Tidak ada istilah daerah basah dan daerah kering. Karena Allah yang memberikan kesejahteraan di daerah basah, itu juga Allah yang memberikan ketenangan pada daerah yang kering,” ujarnya.
Maka, tambah Ust Nashirul, spirit memiliki Allah dimanapun kita berada adalah kunci sukses dalam perjuangan.
“Kalau ada yang diberikan tugas oleh Ustadz Abdullah Said, mereka akan berangkat setelah sholat lail, setelah mendapatkan kekuatan malam, dan tidak akan kembali sebelum tugas yang diamanahkan kepada mereka telah tertunaikan,” tandasnya.
Sebar Dai ke Pelosok Nusantara
Wisuda sarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Al Hakim (STAIL) Surabaya angkatan ke-15 ini meluluskan sarjana strata satu bidang Pendidikan Islam (S.Pd.I), Komunikasi Islam (S.Kom.I), dan Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I).
Puluhan sarjana ini langsung diserap bursa kerja yang menjadi tenaga pendukung sesuai kualifikasi kesarjanaan masing-masing di berbagai amal usaha milik Hidayatullah. Diantara mereka ada yang dikirim bertugas ke Sumatera, Sulawesi, Papua, dan termasuk ke pedalaman Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kehadiran STAI Lukman Al Hakim hingga saat ini seiring dengan kebutuhan Hidayatullah terhadap sumber daya manusia siap guna. Ratusan lebih alumninya telah menyebar ke berbagai titik di nusantara yang berperan sangat besar dalam menggerakkan dakwah dan pendidikan sampai ke wilayah-wilayah terpencil.
STAIL yang berdiri pada Tahun 1994 ini telah mendapatkan legalitas dan akreditasi resmi dari pemerintah dan menyatakan komitmennya untuk terus melahirkan lebih banyak sarjana unggul dan kompetitif terutama mencetak kader dai yang siap diterjunkan ke cabang-cabang atau merintis garapan dakwah baru untuk membina umat di daerahnya. */ Khairul Hibri – Pena Jawa Timur