
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) -– Sebuah langkah progresif dalam upaya pembinaan dan pendampingan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau narapidana terwujud melalui kunjungan silaturahim yang dilakukan oleh Direktur HiGive Indonesia, Imron Faizin, bersama KH Hasan Makarim, seorang ulama yang dikenal sebagai pembimbing rohani warga binaan, ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas).
Bertempat di Jalan Veteran No. 11, Jakarta Pusat, kunjungan yang berlangsung pada Selasa, 11 Ramadhan 1446 (11/3/2025) ini menandai komitmen awal kerja sama strategis antara organisasi nirlaba HiGive dengan salah satu direktorat di bawah Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) Republik Indonesia.
Agenda silaturahim tersebut bertujuan untuk menjalin kolaborasi dalam bidang pembinaan dan pendampingan WBP, sebuah misi yang dianggap krusial dalam sistem pemasyarakatan modern.
Dalam kunjungan ini, delegasi HiGive diterima oleh dua pejabat Dirjenpas di waktu dan tempat terpisah.
Pertemuan pertama, HiGive diterima Penanggung Jawab (Pj) Bidang Kerja Sama & Hubungan Antar Lembaga Dirjenpas, Tunggadewi Ratu Wardhani yang didampingi oleh Innaka Mutiara Sarwoasih yang merupakan Analis Perjanjian Kerja Sama Dirjenpas.
Diskusi dalam sesi ini berfokus pada ruang lingkup program dan langkah konkret menuju penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS).
Tunggadewi Ratu Wardhani menyambut baik inisiatif HiGive dan menegaskan pentingnya sinergi dengan pihak eksternal dalam mendukung tugas pemasyarakatan.
“Tentunya aktivitas pembinaan dan pendampingan untuk WBP tidak sanggup dilakukan oleh kami sendiri. Sehingga dengan hadirnya HiGive dengan program yang akan dilakukan sangat membantu kami. Semoga kegiatan ini dapat segera direalisasikan,” ujarnya.

Setelahnya, Imron Faizin dan KH Hasan Makarim melanjutkan pertemuan dengan Kepala Sub Direktorat Kerja Sama pada Direktorat Teknologi Informasi dan Kerja Sama Dirjenpas, Sigit Budiyanto, di lantai 4 gedung Kemenimipas.
Dialog ini tidak hanya menyoroti program yang telah berjalan, tetapi juga membuka wacana baru tentang pendampingan di Balai Pemasyarakatan (Bapas), tempat para WBP yang telah bebas melaporkan diri dan melanjutkan proses reintegrasi sosial.
Dalam kesempatan tersebut, Sigit Budiyanto mengajukan gagasan sekaligus tantangan kepada HiGive untuk membentuk komunitas atau gerakan pendampingan bagi WBP pasca-pembebasan.
“Ngomong-ngomong masalah pembinaan, bagaimana kalau kita bikin komunitas, terutama bagi mereka yang sudah keluar. Mereka yang sudah keluar harus melapor dan berkoordinasi dengan Bapas,” katanya.
Menurut Sigit, di Bapas-lah sebenarnya polesan atau pendampingan lebih lanjut sangat diharapkan. Hal ini karena mereka sudah berbaur dengan masyarakat dimana selalu ada kondisi yang rentan bagi warga binaan yang baru keluar sehingga butuh perhatian yang lebih ekstra,” katanya.
Usulan Sigit ini sebagai upaya mendukung visi jangka panjang untuk memperkuat proses transisi WBP dari lingkungan terkontrol di lapas menuju kehidupan bermasyarakat yang penuh tantangan.
Salah satu poin penting yang muncul dalam pembahasan adalah program “Ideasi Bisnis” untuk WBP. Konsep ini melibatkan pelatihan dan pendampingan berbasis keterampilan hidup (lifeskills) yang disesuaikan dengan minat dan bakat narapidana.
Lebih jauh, mereka akan dibekali pengetahuan tentang manajemen bisnis, pemasaran, hingga pengembangan usaha. Program ini dirancang tidak hanya berhenti saat WBP masih berada di dalam rutan atau lapas, tetapi juga berlanjut setelah mereka bebas, sebagai upaya menciptakan keberlanjutan ekonomi dan sosial.
Imron Faizin menegaskan komitmen HiGive dalam mendukung visi tersebut. Tidak hanya di dalam Lapas atau Rutan, program-program HiGive nantinya akan berlanjut ketika mereka sudah keluar.
“Tujuannya adalah agar mereka para mantan napi ini dapat hidup dengan normal dan memperoleh penghasilan yang baik dan halal,” ungkapnya.
Imron menambahkan bahwa program tersebut mencakup coaching untuk menggali minat dan bakat, pelatihan keterampilan, digital marketing, manajemen bisnis, dan berbagai aspek lain yang relevan dengan dunia usaha. “Insya Allah semua materi ini akan diberikan,” tegasnya.
Namun, Imron juga menyadari bahwa misi ini tidak dapat diwujudkan secara mandiri oleh HiGive. Kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki kompetensi spesifik menjadi prasyarat keberhasilan.
Dalam waktu dekat, penandatanganan PKS antara HiGive dan Dirjenpas akan segera dilaksanakan, menandai langkah formal menuju implementasi program-program tersebut.
Dia menambahkan, kunjungan ini selain meneguhkan silaturahim bertepatan dengan momentum bulan suci Ramadhan, juga cerminan semangat sinergi untuk mewujudkan sistem pemasyarakatan yang lebih humanis dan berkelanjutan.