Hidayatullah.or.id – Ketua Bidang Ekonomi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Asih Subagyo, mengatakan bela negara tidak berarti melulu tindakan fisik melainkan dapat pula diwujudkan dengan mencintai dan membeli produk bangsa sendiri terutama yang diproduksi oleh indsutri rumahan dan dalam pasar-pasar tradisional.
“Dalam konsep mempertahankan dan bela negara harus ditanamkan rasa memiliki sebuah negara dengan menggunakan produk kita sendiri dibandingkan dengan produk negara asing,” kata Asih Subagyo dalam seminar Pemasyarakatan Kewirausahaan diselenggarakan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) di Kota Depok, Jawa Barat, Jum’at (24/03/2017).
Asih mengimbuhkan, mestinya orang Indonesia harus lebih bangga membeli produk buatan di dalam negeri sendiri daripada membeli produk luar.
“Seperti sepatu produksi Cibaduyut, apakah kualitasnya tidak lebih baik dari produk luar. Ternyata jauh lebih bagus daripada produksi luar. Bela negara seharusnya diarahkan untuk memantapkan pasar dalam negeri melalui produk sendiri,” tegas Asih.
Dalam seminar yang digelar Kemenkop UKM bekerjasama dengan dengan PP Syabab Hidayatullah di Wisma Sasono Mulyo ini, Asih menegaskan bahwa bela negara bukan hanya sikap dan tindakan, melainkan kehormatan untuk sebuah bangsa.
“Ketika masyarakat Indonesia mengatakan bela negara maka harus merasa terhormat saat memakai produk buatan Indonesia,” imbuh Asih.
Menurut Asih, merupakan hal penting dan mendasar saat ini untuk menanamkan kecintaan terhadap Indonesia dengan mengutamakan produk Indonesia.
Jangan sampai, tambah Asih, Indonesia berada dalam pusara cengkraman produk luar dan dikendali konglomerat yang tidak berdarah Merah Putih yang hanya “mengenyangkan” pihak tertentu saja.
Menurut Asih, kekuatan pendukung dalam bela negara bukan hanya dari luar dengan beragam ancaman budaya asing masuk ke Indonesia, tetapi dari dalam juga untuk mulai menerapkan sikap cinta produk sendiri. Sikap itu, kata Asih, akan membentuk karakter dengan nilai-nilai yang disepakati agar tercipta kesadaran masyarakat untuk bela negara.
“Ini yang seharusnya digelorakan bahwa yang sangat penting dalam gerakan bela negara adalah dengan cinta dan hanya membeli produk-produk Indonesia,” kata Asih.
Bangun semangat kewirausahaan
Masih menurut Asih Subagyo, dalam berwirausaha menekankan pentingnya aktualisasi dalam berwirausaha. Menurutnya, ide bisnis yang brilian tidak akan berarti apa-apa apabila akhrinya hanya berhenti pada gagasan semata. Namun, dengan ide yang terkesan sederhana bisa kadang-kadang melejit dengan adanya usaha nyata.
“Aktualisasi penting. Dalam banyak pengalaman, ide dan business plan luar biasa menarik namun tidak coba dilakukan. Ketika kemudian ada orang lain yang menjalankan ide yang persis sama dan sukses, akhirnya ia hanya bernostalgia tentang ide bisnisnya dulu,” kata Asih.
Sambil berseloroh Asih menceritakan pengalamannya bagaimana ia pernah memiliki ide tentang transportasi online jauh sebelum kehadiran industri ride-hailing yang pelan-pelan telah menjadi moda utama itu.
Namun, idenya yang bertajuk The Revolution of Ojek itu belum pernah dilakukan hingga kemudian muncullah Grab, Gojek, Uber, dan sebagainya.
“Layanan-layanan yang disruptive seperti ride-hailing ojek online ini telah menjadi layanan yang mentransformasi kota-kota tidak saja di Indonesia bahkan dunia. Makanya, saya mengajak anak-anak muda jangan takut bermimpi dan berwirausaha. Yang terpenting bangun jaringan, jangan berhenti hanya karena memikirkan akses permodalan meskipun itu penting,” imbuh Asih. (ybh/hio)