DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Guna memperkuat sisi profesionalitas amil yang merupakan rangkaian penting dalam pertanggung jawaban publik dan pemerintah, Laznas BMH melakukan sertifikasi amil yang digelar bersama Lembaga Sertifikasi Profesi Bisnis Ekonomi dan Keuangan Syariah (LSP BEKSYA).
Hadir dalam kegiatan yang berlangsung di Pesantren Hidayatullah Depok itu Direktur Operasional LSP BEKSYA, Indra Yuliawan, MBE menerangkan posisi sertifikasi yang sedang berlangsung selama 2 hari itu.
“Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengamanatkan pembentukan Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang independen untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja bagi tenaga kerja, baik yang berasal dari lulusan pelatihan kerja dan/atau tenaga kerja yang telah berpengalaman dengan pentingnya sertifikasi,” terangnya dalam sambutan pembukaan kegiatan, Selasa, 23 Safar 1444 (20/9/2022).
Indra menerangkan, melalui PP 10 tahun 2018 dijelaskan bahwa sertifikat kompetensi adalah piagam atau kartu yang berisi bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu.
“Sertifikat tersebut diberikan oleh lembaga yang berwenang di bidang terkait, seperti organisasi profesi,” imbuhnya.
Lebih jauh, dijelaskan bahwa uji kompetensi ini adalah amanat dari UU nomor 13 dan juga PP 10 BNSP dan sesuai dengan SKKNI terbaru Nomor 30 tahun 2021 tentang bidang pengelolaan zakat. “Dalam hal ini dilakukan oleh LSP Bisnis Ekonomi Keuangan Syariah yang telah di berikan lisensi oleh BNSP,” tegasnya.
Sementara itu Direktur Utama Laznas BMH Supendi mengatakan bahwa ini adalah bagian dari komitmen BMH dalam meningkatkan profesionalitas kinerja dalam mengelola dana zakat.
Menurut Supendi, sertifikasi amil atau uji kompetensi ini BMH selenggarakan sebagai wujud komitmen hadirkan kinerja dan layanan publik yang terstandar sebagaimana regulasi yang berlaku.
“Ini akan jadi agenda yang berlangsung secara berkelanjutan, mengingat jaringan Laznas BMH tersebar di 34 provinsi,” ungkapnya.
Uji kometensi kali ini diikuti oleh 23 asesi dari berbagai wilayah di Indonesia. Salah seorang asesi dari Maluku Utara, Asfir Abdul Bashir mengaku senang dengan gelaran uji kompetensi ini.
“Saya merasa sangat terbuka wawasan dan bagaimana bekerja secara sistemik berdasarkan regulasi yang ada. Ini akan sangat mendorong kami dalam bekerja di Maluku Utara lebih baik dan profesional. Saya akan menerapkan ini sebagai satu amanah yang harus diterapkan dalam setiap operasi BMH melayani umat,” tuturnya bersemangat.*/Herim