KEPAHIANG (Hidayatullah.or.id) — Sebuah kabar baik datang dari Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) yang menyerahkan bantuan modal usaha kepada Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Al Kahfi di Desa Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, Senin, 5 Rabi’ul Awal 1446 (9/9/2024).
Bantuan ini menjadi angin segar bagi LKSA yang dipimpin oleh Umi Sri, seorang wanita yang telah lama berjuang memberikan pendidikan dan keterampilan kepada anak-anak di sana.
Dengan senyum penuh haru, Umi Sri menyampaikan rasa syukur yang mendalam. “Ribuan terima kasih kepada BMH yang telah membantu modal usaha bagi LKSA kami. Semoga ini menjadi kebaikan bagi perekonomian LKSA, sehingga santri bisa lebih terampil dalam mengelola keuangan,” ujar Umi Sri.
Berbicara tentang modal usaha, banyak yang berpikir ini hanyalah soal uang. Namun di tangan LKSA dan Umi Sri, modal usaha ini diibaratkan sebagai bibit pohon. Ia akan tumbuh, memberikan buah, dan terus bermanfaat selama dikelola dengan baik.
Kepala Kantor Perwakilan BMH Bengkulu, Mohammad Irwan, menyampaikan bahwa pemberdayaan ekonomi adalah kunci bagi masyarakat untuk mandiri, dan dengan bantuan ini, mereka berharap LKSA mampu meningkatkan taraf hidup para santri, sekaligus memberikan pelatihan yang berguna bagi masa depan mereka.
“Dengan begitu, LKSA dan para santri memiliki kesempatan untuk belajar, berlatih, dan tumbuh menjadi lebih mandiri,” katanya.
Dia mengatakan, peran santri dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka adalah generasi penerus yang diharapkan mampu membawa perubahan, baik dalam bidang agama, ekonomi, maupun sosial.
Di LKSA ini para santri tidak hanya diajarkan untuk menjadi pribadi yang taat agama, tetapi juga diajak untuk berperan aktif dalam kehidupan masyarakat, termasuk melalui kegiatan wirausaha.
BMH dan LKSA sepakat bahwa meskipun fokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan agama dan akhlak tetap harus menjadi prioritas. Ini adalah kombinasi yang sangat penting, terutama di tengah tantangan zaman modern yang semakin kompleks.*/Adam Sukiman