AdvertisementAdvertisement

DPW Hidayatullah Papua Tingkatkan Dakwah di Kawasan dengan Upgrading Dai

Content Partner

JAYAPURA (Hidayatullah.or.id) — Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Provinisi Papua menggelar pelatihan peningkatan (upgrading) dakwah di kawasan melalui kegiatan Daurah Marhalah Wustha (DMW) yang digelar selama 3 hari berlangsung di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Jayapura yang dibuka pada Rabu, 11 Jumadil Awal 1446 (13/11/2024).

Puluhan peserta perwakilan dari berbagai penjuru Papua, seperti Merauke, Timika, Waropen, Serui, Sentani, dan Jayapura, berpartisipasi dalam kegiatan yang berlangsung di Jayapura pada 13-15 November 2024 ini.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Provinsi Papua, Ust Musmulyadi, mengatakan kegiatan ini menjadi agenda strategis Hidayatullah dalam untuk memperkokoh kapasitas dan kapabilitas dai dalam mengemban misi dakwah yang inklusif di tanah Papua.

Ustadz Musmulyadi menegaskan bahwa kegiatan ini sebuah upaya sistematis dalam menginternalisasi nilai-nilai Islam yang bersifat kaffatan linnas (untuk seluruh umat manusia) serta mengaktualisasikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam).

“Kegiatan ini juga merefleksikan komitmen Hidayatullah khususnya di Papua ini dalam membangun dakwah yang bersifat dialogis dan kontekstual,” kata Musmulyadi kepada media ini.

Di tengah keberagaman budaya dan keyakinan masyarakat Papua, jelas dia, pendekatan dakwah yang menekankan harmoni dan nilai-nilai universal Islam menjadi semakin relevan.

Oleh karena itu, lanjut Musmulyadi, DMW berfungsi sebagai ruang transformasi intelektual sekaligus spiritual bagi para dai, sehingga mereka mampu memahami konteks sosial-budaya masyarakat Papua secara mendalam dan menyampaikan risalah Islam dengan bijaksana.

Sebagai bagian dari upaya penguatan dakwah di Papua, Musmulyadi menegaskan DMW juga memainkan peran penting dalam menanamkan kemampuan komunikasi dan strategi dakwah yang adaptif. Dengan demikian, para dai dibekali dengan pemahaman keilmuan yang mendalam serta keterampilan praktis untuk menghadapi tantangan dakwah di era modern.

Ustadz Musmulyadi menekankan pentingnya aspek kapabilitas ini sebagai elemen kunci dalam memastikan dakwah dapat merangkul berbagai lapisan masyarakat tanpa kehilangan esensi spiritualnya.

“Hidayatullah, termasuk di Papua, mempertegas visinya untuk menjadikan Islam sebagai solusi atas berbagai persoalan umat, sembari tetap menjaga harmoni dan keberagaman yang menjadi ciri khas masyarakat Papua. Upaya ini merupakan refleksi nyata dari semangat transformasi dakwah berbasis nilai-nilai kemanusiaan universal,” imbuhya.

Dalam Daurah Marhalah Wustha ini, aspek moderasi atau wasathiyah menjadi salah satu nilai utama yang ditekankan. Ditekankan, moderasi dalam dakwah bukan hanya menjadi pilihan strategis, tetapi juga kebutuhan mendesak di tengah dinamika keberagaman sosial dan budaya Papua.

“Para peserta diajarkan untuk memandang perbedaan dengan kebijaksanaan, sehingga dakwah yang dihadirkan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dari latar belakang berbeda,” kata Musmulyadi.

Prinsip moderasi ini, terang Musmulyadi menambahkan, sejalan dengan esensi dakwah Islam yang rahmatan lil’alamin, yaitu menghadirkan solusi dan perubahan dengan pendekatan yang inklusif dan adaptif.

“Dalam kerangka dinamika kawasan Papua, yang dikenal dengan keberagaman etnis dan agama, pendekatan dakwah yang moderat mampu merajut harmoni sosial, sekaligus menjaga keutuhan nilai-nilai keislaman,” tandasnya.

Sebagai jenjang penting dalam sistem perkaderan Hidayatullah, Daurah Marhalah Wustha juga bertujuan membekali peserta dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap ideologi, sejarah, dan metode dakwah yang berbasis nilai-nilai Islam.

Menurut Ust Muhammad Shaleh Usman, Ketua Departemen Perkaderan DPP Hidayatullah, sikap ketegaran dan keberanian menjadi karakter yang wajib dimiliki setiap kader.

“Kita harus tegar dan berani dalam berjuang menegakkan kalimat Allah, dan juga harus bisa menjadi teladan atau penggerak sesuai yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW,” tegasnya, yang hadir di Jayapura sebagai pemateri utama.

Pelaksanaan Daurah Marhalah Wustha dipandangnya menjadi langkah signifikan untuk menghadapi tantangan dakwah di Papua, yang tidak jarang diwarnai oleh persoalan sosial dan keterbatasan sumber daya. Namun, kegiatan ini juga membuka harapan besar akan lahirnya kader-kader muda yang mampu menjadi penggerak perubahan.

Para peserta diharapkan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai yang mereka pelajari ke dalam praktik nyata di tengah masyarakat. “Islam harus tercermin dalam tingkah laku kita, sehingga bisa menampilkan Islam secara aplikatif, bukan sekadar teori saja,” kata Shaleh.

Salah satu peserta, Bani Putra Ramadhan dari Waropen, mengungkapkan pesan dan kesannya terhadap kegiatan ini yang baginya memuat tiga aspek inti yaitu pembangunan jejaring dakwah yang kokoh, penguatan pemahaman kelembagaan, serta revitalisasi motivasi spiritual.

“Saya mendapatkan banyak sekali ilmu dan wawasan, terutama dari perjuangan orang-orang dulu. Alhamdulillah, kegiatan ini bisa terlaksana dengan lancar. Saya juga mendapatkan tiga hal berharga, yaitu kesempatan untuk menjalin silaturahmi dengan para ustadz dan teman-teman seperjuangan, menambah wawasan tentang kelembagaan Hidayatullah, dan mendapatkan motivasi untuk terus berjuang menegakkan kalimat Allah,” katanya. (ybh/hidayatullah.or.id)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesan dari Tabligh Akbar Hidayatullah Karo, Jaga Kerukunan dan Bentengi Akidah Umat

BRASTAGI (Hidayatullah.or.id) -- Pondok Pesantren Hidayatullah Karo selenggarakan Tabligh Akbar yang bertempat di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Kecamatan Berastagi,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img