Hidayatullah.or.id — Kehadiran Hidayatullah dengan pola gerakan dakwah “berkampus” di seluruh penjuru nusantara tentu memiliki alasan tertentu.
Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Sudirman Ambal, salah seorang santri awal Hidayatullah Gunung Tembak yang kini berdakwah di Sorong, Papua Barat.
Kesan itu terungkap dalam sambutan Sudirman pada acara Daurah Marhalah Ula yang digelar oleh Pengurus Wilayah (PW) Hidayatullah Papua Barat, pertengahan Mei lalu.
“Berislam itu harus dilandasi oleh dasar yang benar dan kuat. Ibarat bangunan, ia harus punya pondasi yang kokoh. Inilah alasan mengapa pola dakwah Hidayatullah harus berkampus di mana-mana. Sebab Allah memerintahkan untuk berislam secara kaffah (total),” ungkap Sudirman yang kini memangku amanah sebagai Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) Hidayatullah di Papua Barat.
Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, acara yang bertempat di Kampus Hidayatullah Kabupaten Sorong tersebut mengkhususkan para peserta dari generasi kader pemuda. Umumnya mereka berasal dari santri dan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Hidayatullah se-Papua Barat.
Diharapkan, lewat kegiatan Daurah Marhalah Ula tersebut, para peserta mendapat wawasan dan bekal keilmuan Islam sebelum melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
“Peran pemuda tak dapat dinafikan dalam berdakwah. Mereka bahkan menjadi tulang punggung dakwah di masa para sahabat Nabi Muhammad,” ucap Miftahuddin, Ketua Panitia Daurah menjelaskan.
“Syababul yaum, zu’amaul ghad,” imbuh Miftahuddin mengutip sebuah pepatah Arab seraya tersenyum menutup perbincangan. (ybh/hio)