Hidayatullah.or.id – Maraknya kampanye perilaku lesbian, homoseksual, biseksual, dan transgender (LGBT) dengan beragam cara semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Syabab Hidayatullah mendesak pemerintah serius memperhatikan ini.
Pemerintah di antaranya didesak segera merehabilitasi para korban penyimpangan seksual tersebut. Sebab, bagi organisasi kepemudaan ini, LGBT itu abnormal.
“Pengidapnya harus mendapatkan perhatian serius agar mereka dapat sembuh dari penyakit ini tanpa perlakukan kasar dan merendahkan. Lembaga dan institusi negara terkait mesti membuat semacam rumah rehabilitasi untuk menangani kasus-kasus seperti ini,” demikian disampaikan dalam rilis kepada hidayatullah.com di Jakarta baru-baru ini.
Dalam pernyataannya kepada media di Jakarta, Ketua Umum PP Syabab Hidayatullah, Naspi Arsyad, menyerukan agar mewaspadai upaya sistematis legalisasi LGBT di Indonesia, baik secara terbuka maupun tertutup.
“Kami melihat ada kecenderungan bangsa tercinta ini menjadi semacam target bersama pihak-pihak tertentu, agar perilaku LGBT dianggap sebagai sesuatu yang normal di masyarakat,” katanya.
Menurutnya, pengidap dan pembela LGBT selalu bersandar pada klaim bahwa LGBT bukan penyimpangan seksual, melainkan keberagaman seksualitas manusia.
Selain itu, Naspi Arsyad atas nama organisasinya mendorong media massa untuk terus mengedukasi masyarakat soal bahaya LGBT.
Media pun, dalam memberitakan LGBT, diminta tidak melulu terjebak pada frame “nilai-nilai universal” dan “tubuh yang berdaulat“ yang dinilai ambigu itu.
“Sebab tidak semua yang datang dari Barat otomatis benar atau baik dan harus pula diterapkan, meskipun dengan dalih modernitas,” ujarnya.
Segenap keluarga, pemuda, dan organisasi kepemudaan di Indonesia pun didorong terus melakukan edukasi dan upaya-upaya preventif, mencegah meluasnya praktik dan pandangan yang melegalkan LGBT.
Sebab, LGBT dipandang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama dan berlawanan dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Di antara upaya lain menangkal LGBT, Syabab Hidayatullah mendorong komponen umat untuk bersama-sama memakmurkan masjid sebagai pusat peradaban.
“Menjadikannya pusat kegiatan ibadah, pusat pengembangan ilmu, pusat kebudayaan Islam, dan pusat pengembangan karakter dan kepemimpinan umat,” pungkasnya.* (Hidayatullah.com)