PALEMBANG (Hidayatullah.or.id) — Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) bekerja sama dengan DPW Hidayatullah Sumatera Selatan serta didukung oleh Laznas BMH membekali dai dan daiyah dengan menyelenggarakan Daurah Muallim dan Muallimat Gerakan Nasional Dakwah Mengajar dan Belajar Al-Qur’an (Grand MBA) dan Metode Al-Hidayah.
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini diselenggarakan di Kampus Madya Pondok Pesantren Hidayatullah Banyuasin, Palembang, dan resmi dibuka pada Kamis, 7 Rabiul Akhir 1446 H (10 Oktober 2024).
Pelatihan ini diikuti oleh 75 peserta, yang terdiri dari guru-guru madrasah di lingkungan Kampus Madya Pondok Pesantren Hidayatullah Banyuasin serta perwakilan dari DPD Hidayatullah Musi Rawas dan DPW Hidayatullah Bangka Belitung.
Acara tersebut menghadirkan instruktur yang kompeten dari PosDai Pusat dan Grand MBA, di antaranya Ustadz Muhdi Muhammad, S.Sos.I, Ustadz Agung Tranajaya, Lc, M.Si, dan Ustadz Abdul Muin, M.Pd.
Para peserta yang hadir termasuk para dai dan daiyah, serta muallim dari DPW Hidayatullah Sumsel, dan muallimat dari PW Mushida Sumsel, yang merupakan pendidik dari beberapa sekolah di Kampus Madya Hidayatullah Sumsel seperti RA Yaa Bunayya, MI Mardhatillah, MTs Mardhatillah, dan MA Mardhatillah. Peserta lain juga berasal dari sekolah di DPD Hidayatullah Musi Rawas serta DPW Hidayatullah Bangka Belitung.
Dalam sambutannya saat membuka acara, Ketua Departemen Komunikasi dan Penyiaran DPP Hidayatullah, Ust. Shohibul Anwar, M.H.I., menyoroti tantangan besar yang masih dihadapi umat Islam di Indonesia, terutama dalam pemahaman agama.
“Fakta yang kita hadapi saat ini sungguh memprihatinkan. Ada sekitar 150 juta Muslim di Indonesia yang belum bisa membaca Al-Quran. Bahkan, hanya 38 persen dari populasi Muslim di negeri ini yang menjalankan shalat secara konsisten,” ujarnya.
Shohibul juga menjelaskan bahwa program Grand MBA hadir sebagai salah satu solusi strategis untuk mengatasi masalah tersebut.
“Grand MBA bukan sekadar program pendidikan biasa, tetapi sebuah gerakan untuk membangun negeri ini melalui pencerahan Al Quran,” tambah Ustadz Shohibul Anwar.
Program ini diharapkan dia mampu melahirkan generasi yang tidak hanya dapat membaca dan menghafal Al-Quran, tetapi juga memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita ingin menghadirkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, yang membawa keberkahan bagi seluruh umat manusia. Mari kita bersama-sama bangkit untuk membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Al-Quran,” tegasnya.
Acara ini dirancang untuk memperkuat kompetensi para pendidik dalam menyampaikan ilmu Al-Quran dengan pendekatan yang lebih efektif dan relevan melalui metode Al-Hidayah.
Diharapkan, melalui pelatihan ini, para muallim dan muallimat dapat mencetak generasi yang lebih baik dalam memahami, mengamalkan, dan menyebarkan ajaran Islam di masyarakat.
Antusiasme peserta terlihat melalui partisipasi aktif dalam sesi diskusi dan tanya jawab bersama para instruktur. Acara ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk belajar, tetapi juga untuk mempererat silaturahmi antarpendidik dari berbagai daerah.
Pada hari terakhir, acara ditutup oleh Ketua DPW Hidayatullah Sumsel, Ustadz Lukman Hakim, M.H.I., dengan menghasilkan komitmen pendirian 40 Rumah Quran Hidayatullah (RQH) atau Majelis Quran Hidayatullah (MQH) di wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung.*/Kosim