JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Ust. H. Dr. Nashirul Haq, MA, membuka Sarasehan Dakwah Korps Muballigh Hidayatullah (KMH) di Pusat Dakwah Hidayatullah, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta, Kamis, 8 Jumadil Akhir 1445 (21/12/2023).
Nashirul Haq dalam sambutannya menekankan pentingnya pola gerakan dakwah yang relevan dengan perkembangan zaman dengan tetap selalu mengakar pada landasan Al Qur’an dan Sunnah.
Ia menegaskan, dakwah adalah pekerjaan utama setiap muslim sebagaimana ia telah menjadi jalan yang konsisten dititi oleh para Nabi dan Rasul.
“Arus utama gerakan para Nabi adalah dakwah. Makanya, ini juga yang menjadi mainstream gerakan Hidayatullah sampai hari kiamat. Sepanjang hayat ini mainstream gerakan Hidayatullah, ini sangat vital,” katanya.
Nashirul menyampaikan bahwa penyajian dakwah yang kontekstual amat penting dikuatkan dengan menggarisbawahi kebutuhan menjaga dan mempertahankan esensi ajaran Islam sambil mengemasnya secara sesuai dengan konteks masyarakat yang terus berubah.
“Metode penyampaian dakwah harus relevan. Karena, jangankan kebenaran, kebatilan saja yang disajikan dengan menarik bisa memberikan pengaruh,” imbuhnya.
Dakwah yang memahami kebutuhan dan permasalahan aktual dapat memberikan solusi praktis yang dapat diimplementasikan oleh masyarakat.
Menurutnya zaman modern sering kali dihadapkan pada tantangan-tantangan unik dan beragam yang dihadapi masyarakat. Sehingga, dakwah yang relevan harus mampu memberikan pandangan Islam terhadap isu-isu ini, memberikan solusi yang kontekstual dan dapat diterima.
Oleh sebab itu, menurut Nashirul, para dai harus berupaya terus melakukan upgrade diri sehingga mampu tampil sebagai pembawa risalah Islam yang tidak saja informatif melainkan juga mampu menumbuhkan kesadaran umat.
“Maka, dakwah harus juga inovatif,” tegas Nashirul.
Ia menambahkan dakwah harus didenyuti Al Qur’an dan Sunnah yang di dalamnya ada kedalaman bashirah yang mencakup materi yang konstekstual, penyajian yang relevan (thariqah), dan, yang tidak kalah penting adalah kepribadian dai (syakhsiyah da’iyah).
Selain itu, Nashirul menjelaskan, gerakan dakwah hendaknya dilakukan secara terpimpin dan terorganisir. Sebab, pesan pesan dakwah yang diharapkan tidak saja bertahta di hati umat tetapi juga mampu dilakukan secara sistematis dan terorganisir.
“Dakwah itu bisa sukses dengan kepemimpinan. Jadi harus ada kepemimpinan dakwah. Mudah mudahan ini bisa membangkitkan semangat kita dan hadir di tengah umat. Semoga lancar dan barakah,” tandasnya.
Sarasehan dakwah ini dihadiri oleh sejumlah narasumber yaitu pembina KMH KH. Zainuddin Musaddad, MA, Pembina Posdai Ust. H. Akib Junaid Kahar Syuaib, Kabid Dakwah & Yanmat DPP Hidayatullah Ust. H. Nursyamsa Hadis dan dipandu Fadli Usman.
Sementara untuk sesi kedua hadir narasumber Anggota Dewan Pertimbangan (Wantim) Hidayatullah Pusat Ust. Dr. H. Abdul Aziz, M.Si, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Sulawesi Tengah H. Ahmad Ali, Anggota DPD RI Drs. H. Tamsil Linrung, dan dipandu moderator Direktur Prospect Indoensia Imam Nawawi. (ybh/hidayatullah.or.id)