MALANG (Hidayatullah.or.id) — Sebanyaki 11 kampus Pondok Pesantren Hidayatullah direkomendasikan Departemen Kepesantrenan Dewan Pengurus Pusat (Deptren DPP) Hidayatullah menjadi Pilot Project Bi’ah Lughawiyah.
Rekomendasi tersebut dikukuhkan dalam Workshop dan Pilot Project Bi’ah Lughawiyah digelar di Ma’had Hidayatullah Batu (Mahaba) pada Senin-Kamis, 25-28 Rabiul Akhir 1446 (28-31/10/2024).
Program ini merupakan bentuk pelaksanaan kebijakan organisasi berupa seluruh Pesantren Hidayatullah harus membangun keunggulan, di antaranya pembelajaran bahasa Arab berbasis lingkungan.
Sebagai langkah awal, program ini merekomendasikan pilot project di tiga lokasi pada tahun 2024, yakni di SMH Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak Balikpapan, MA Luqman Al Hakim Kampus Utama Hidayatullah Samarinda, dan MA Integral Kampus Madya Hidayatullah Manokwari.
Pada tahun 2025 nanti, implementasi akan diperluas ke delapan daerah lainnya, yaitu SMA Luqman Al Hakim Kampus Utama Hidayatullah Surabaya, SMA Al Bayan Kampus Utama Hidayatullah Makassar, SMA Hidayatullah Kampus Madya Hidayatullah Yogyakarta, MA Ulul Al Baab Kampus Madya Hidayatullah Ternate, Ma’had Tahfizhul Quran Ahlus Shuffah Balikpapan, SMA IIBS Arrohmah Putri 2 Malang, SMH Putri Kampus Madya Hidayatullah Tulungagung, MTs Hidayatullah Putri Kampus Madya Hidayatullah Muntilan.
Kadeptren DPP Hidayatullah KH. Muhammad Syakir Syafi’i menjelaskan program Biah Lughawiyah bertujuan menciptakan lingkungan berbahasa Arab yang hidup di pesantren-pesantren Hidayatullah, bukan hanya sebagai materi ajar tetapi sebagai budaya dan sarana komunikasi sehari-hari.
“Bahasa Arab adalah ruh yang menghidupkan keilmuan di pesantren. Dengan Bi’ah Lughawiyah, kita ingin bahasa ini menjadi bagian integral dari kehidupan para santri,” ujarnya.
Kampus yang menjadi pilot project akan mendapat pendampingan di setiap lokasi dan bimbingan intensif mulai Desember 2024 hingga Mei 2025. Harapannya, pada tahun ajaran 2025-2026, lingkungan bahasa Arab di pesantren-pesantren ini sudah hidup dan menjadi bagian dari keseharian santri.
Diketahui akhir Oktober lalu, puluhan peserta utusan dari berbagai Pondok Pesantren Hidayatullah di seluruh Indonesia berkumpul di Kota Batu, Jawa Timur, untuk menerima panduan, pelatihan, dan motivasi dari tim pengajar dalam Workshop dan Pilot Project Bi’ah Lughawiyah.
Program Bi’ah Lughawiyah ini diharapkan menjadi model bagi pembelajaran bahasa Arab yang efektif dan mendalam.
Dengan terwujudnya lingkungan yang mendukung praktik bahasa Arab secara langsung, Pesantren Hidayatullah berupaya menjadikan bahasa ini lebih dari sekadar pelajaran, tetapi sebagai budaya hidup di setiap pesantren di bawah naungan Hidayatullah.[]