DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Semarak gelaran halal bihalal silaturrahim Syawal 1444 berlangsung di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah, Jln Kalimulya, Kebon Duren, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Ahad, 17 Syawal 1444 (7/5/2023).
Kegiatan digelar kerjasama antara Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta ini, menghadirkan narasumber Ketua Umum DPP Hidayatullah Ust. Dr. H. Nashirul Haq, MA.
Ketua Umum DPP Hidayatullah Ust. Dr. H. Nashirul Haq, MA, dalam sambutannya mengatakan pada bulan Ramadhan lalu tema yang diangkat Hidayatullah adalah “al mubadarah al musara’ah wal musabaqah”. Yakni, visi Ramadhan untuk bersegera, bergegas, dan berkompetisi dalam ibadah untuk meraih kualitas Ramadhan terbaik.
“Pada bulan Ramadhan tema kita adalah al mubadarah al musara’ah wal musabaqah. Bersegera, bergegas, dan berkompetisi dalam melakukan ibadah dan amal saleh,” katanya.
Nah, lanjutnya, pada bulan Syawal ini, Ustadz Nashirul mengatakan tema yang diangkat adalah “al-muhafazah wal mudawamah”. Tema tersebut sebagai cemeti untuk senantiasa menjaga, memelihara, dan merawat tradisi ibadah yang telah dijalankan di bulan Ramadhan.
“Agar apa yang telah kita capai di bulan Ramadhan ini bisa kita jaga, paling tidak konsistensinya,” pesannya.
Ia menjelaskan, kalau dari segi kualitas dan kuantitas, ibadah pada bulan Ramadan tidak ada tandingannya diantara 11 bulan. Oleh sebab itu, menjaga kualitas tersebut diperlukan konsistensi untuk merutinkan amalan.
Itulah sebabnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berpesan bahwa sebaik-baik atau amalan yang paling disukai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala itu adalah yang rutin meskipun sedikit.
“Karena ibadah yang banyak dan berkesinambungan itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu, bahkan para sahabat pun saya rasa tidak mungkin sama kualitas amaliahnya di bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan,” katanya.
Ia menyampaikan keutamaan ibadah yang dilakukan secara berkelanjutan kendatipun kuantitasnya sedikit, namun dengan konsistensi ia akan menjadi dahsyat.
“Apapun yang kita lakukan secara konsisten itu pasti dahsyat dan bahkan itu lebih baik dibandingkan kebaikan yang dilakukan hanya sesekali tetapi kuantitasnya banyak. Sepakat ulama bahwa amalan yang kontinyu meskipun sederhana itu lebih baik dibandingkan dengan amalan besar namun hanya dilakukan sesekali,” katanya.
Menyerap Spirit Lailatul Qadr
Masih dalam kesempatan yang sama, Ustadz Nashirul mengajak untuk menyerap energi Lailatul Qadr. Menurutnya, spirit Lailatul Qadr adalah berbicara tentang kualitas satu malam yang setara dengan 1000 bulan.
“Umat Islam memang sejak awal perlangkahannya mengedepankan yang namanya kualitas,” katanya seraya menyebutkan sejumlah pertempuran yang berhasil dimenangkan Rasulullah kendati jumlah pasukannya sedikit namun dengan kualitas yang berkelas.
“Maka, untuk mendapatkan kualitas dalam hal ibadah itu syaratnya dua. Pertama, al-ikhlas. Dan, kedua, ittiba’, yaitu dengan mengikuti tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,” katanya.
Oleh sebab itu, terangnya, untuk menjadi kader yang berkualitas itu pun syaratnya juga dua yakni fokus dan mengikuti konstitusi. “Mengikuti regulasi dan mengikuti petunjuk dan arah yang ada,” imbuhnya.
Dalam pada itu, Ustadz Nashirul menekankan hendaknya setiap setiap diri kader Hidayatullah senantiasa melakukan perbaikan diri, sebelum kemudian terjun ke gelanggang mencerahkan umat.
“Melakukan internalisasi sebelum eksternalisasi, itulah kenapa Al-Muzzammil itu mendahului Al Muddatsir. Dan kalau kita membaca penjelasan-penjelasan ulama, di sana dikatakan bahwa memang Allah Subhanahu Wa Ta’ala sengaja melakukan tarbiyah ruhiyah Rasulullah dan para sahabat sebelum diberikan amanah dakwah yang lebih besar,” katanya.
Ia mengatakan, pada bulan Ramadan kemarin itu kita sudah full melakukan Al Muzzammil dengan internalisasi spirit melalui berbagai ibadah. Maka, saatnya sekarang sejak satu Syawal energi Al Muzzammil harus tersalurkan dengan tandang ke gelanggang untuk mengajak khalayak luas untuk turut merasakan keindahan dan kenikmatan berislam.
“Dahsyat kalau kita membaca penjelasan ulama tentang surah Al Muzzammil ini. Jangan terlalu banyak dengan keluargamu, harus tandang ke gelanggang. Rasa rasanya menggelora terus semangat berdakwah,” katanya.
Diakhir materinya, Ustadz Nashirul baik atas nama pribadi dan Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah menyampaikan ucapan mohon maaf lahir dan batin serta mendoakan semoga amal ibadah Ramadhan yang telah dilalui diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Semoga kita bertemu lagi pada kesempatan berikutnya dalam keadaannya lebih baik,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut hadir pula narasumber lainnya yaitu Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Hidayatullah Ust. H. Hamim Thohari, Ketua Dewan Mudzakarah Hidayatullah Ust. Fathul Adhim, dan Ketua Dewan Murabbi Pusat Hidayatullah Ust. Dr. HM. Tasmin Latif. */Ainuddin Chalik