JENEPONTO (Hidayatullah.or.id) — Capaian prestasi akadamik di berbagai bidang keilmuan harus diupayakan. Begitupun pemenuhan fasilitas yang lengkap dan mewah dalam menunjang pendidikan pun tidak masalah. Namun dalam pada itu, beliau menegaskan, jangan sampai melupakan Al Qur’an sebagai pilar utama.
Demikian benang merah materi taushiah yang disampaikan Ketua Departemen Perkaderan Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah Ust Sholeh Usman dalam acara Pengajian Rutin Bulanan yang berlangsung di Masjid Ar-Riyadh, Pondok Pesantren Tanfidz Cilik Hidayatullah, Dusun Bulu-Bulu, Desa Pallantikang, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulsel, Ahad (28/07/2019).
“Sekarang banyak orang berlomba-lomba mencari kemewahan dunia tetapi jauh dari Allah Subhanahu Wata’ala. Banyak orangtua yang berjuang mati-matian untuk melihat anaknya sukses, tapi jauh dari Al-Qur’an,” kata Sholeh Usman.
Ia menekankan, Al Qur’an sebagai basis dari aktualisasi pendidikan Tauhid merupakan muatan utama yang tercermin dalam Sistematika Wahyu (SW) yang menjadi metodogi (manhaj) gerakan Hidayatullah.
Djelaskan beliau, struktur filosofis manhaj Sistematika Wahyu merupakan sebuah metode pendidikan yang lebih berfokus kepada individ sebagaimana pernah diterapkan dalam perjalanan dakwah Rasulullah dalam Periode Makkah yang direkam oleh Sirah Nabawiyah.
Dijelaskan beliau, struktur filosofis manhaj Sistematika Wahyu merupakan sebuah metode pendidikan yang lebih berfokus kepada individ sebagaimana pernah diterapkan dalam perjalanan dakwah Rasulullah dalam Periode Makkah yang direkam oleh Sirah Nabawiyah.
“Maka berbahagialah orangtua yang mendidik anaknya dan menyekolahkan di tempat ini belajar dan dekat dengan Al-Qur’an,” kata Ust Sholeh Usman.
Sementara itu, Ustad Armin selaku pimpinan , Pondok Pesantren Tanfidz Cilik Hidayatullah sedikit memberikan gambaran tentang kondisi pondok pesantren tahfidz ini.
“Alhamdulillah, mohon doa dan partisipasinya karena sekarang ini proses pembagunan sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) telah mendapat izin operasional,” kata dia.
Diakhir sambutannya, Armin, mengingatkan dan memberi penekanan kepada orang tuasantri untuk mengikut peraturan yang telah ditetapkan oleh pondok. Sehingga program yang telah ditetapkan bisa berjalan dengan baik kemudian juga anak-anak bisa mencapai target yang telah di tetapkan.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, ibu-ibu majlis taklim, dan dirangkaikan dengan penjengukan (boarding visit) pertama bagi santri baru, sekaligus mempererat hubungan antara pengurus pondok dan orangtua/ wali santri.*/Andi Alfian Salassa