MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) — Ketua Departemen Perkaderan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Dr. Muhammad Saleh Usman, S.S., M.Kom, mencatatkan tonggak sejarah intelektual dalam pendakian akademiknya. Sebagai promovendus dari Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, ia berhasil mempertahankan disertasinya dihadapan sejumlah penguji yang dipimpin Prof. H. Abustani Ilyas M.Ag yang berjudul “Komunikasi Dakwah KH Abdullah Said dalam Membangun Masyarakat Madani di Balikpapan, Kalimantan Timur”.
āAlhamdulillah proses ini tuntas. Terima kasih atas dukungan dan doa semua pihak khususnya dari keluarga dan asatizh di Hidayatullah. Semoga ini menjadi kebaikan bersama,ā kata Saleh, seperti dikutip dari laman hidayatullahmakassar.id, Selasa, 24 Jumadil Awal 1446 H (26 November 2024).
Disertasi ini mengurai kontribusi pemikiran dan praktik dakwah KH Abdullah Said sebagai pendiri Hidayatullah, dalam membentuk masyarakat berbasis nilai-nilai Islam di tengah tantangan modernitas. Kajiannya juga menggaris bawahi gagasan Abdullah Said yang yang meletakkan dakwah sebagai alat strategis untuk membangun masyarakat madaniāsebuah komunitas yang berlandaskan prinsip keadilan, keseimbangan sosial, dan moralitas.
Saleh mengeksplorasi bagaimana KH Abdullah Said memadukan pendekatan komunikasi dakwah dengan transformasi sosia yang tidak hanya memposisikan dakwah sebagai upaya penyampaian nilai-nilai agama, tetapi juga sebagai medium membangun struktur sosial berbasis nilai Islam.
Salah satu poin penting dari penelitian ini adalah bagaimana KH Abdullah Said mengadaptasi dakwah untuk menjawab realitas sosial Balikpapan, sebuah kota yang menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.
Dalam disertasinya, Saleh menekankan bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah komunikator terbaik sepanjang masa. Beliau tidak hanya menyampaikan pesan secara efektif, tetapi juga memengaruhi dan menggerakkan umat manusia, dari masa hidupnya hingga akhir zaman. Hal ini, menurut Saleh, dimungkinkan karena Rasulullah selalu memprioritaskan hubungan spiritual dengan Allah SWT.
āSalah satu strategi dan kunci berkomunikasi yang baik sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah yakni dengan lebih dahulu memperbaiki komunikasi dengan Allah Taāala, di antaranya melalui zikir dan ibadah,ā papar Saleh.
Pendekatan ini, terangnya melanjutkan, menjadi dasar bagi setiap langkah komunikasi Rasulullah, sehingga pesan-pesannya memiliki kekuatan moral dan spiritual yang begitu mendalam.
Inspirasi dari Rasulullah ini lantas diteruskan oleh KH Abdullah Said, pendiri Hidayatullah, dalam metode dakwahnya yang dikenal sebagai manhaj sistematika wahyu. Menurut Saleh, metode ini tidak hanya mengutamakan penyampaian pesan yang efektif, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an sebagai fondasi kehidupan umat.
KH Abdullah Said menggunakan komunikasi yang berakar pada pendekatan spiritual dan sosial. Saleh mencatat bahwa pendiri Hidayatullah ini berupaya membangun komunitas Qur’ani di Balikpapan, yang kini menjadi model masyarakat madani berbasis nilai-nilai Islam.
āBuah dari komunikasi dakwah yang diterapkan dan diwariskan itu menghasilkan pencapaian dakwah Hidayatullah dengan terbentuknya komunitas Qur’ani di Balikpapan hingga sekarang tersebar pada 600-an pondok pesantren Hidayatullah se-Indonesia,ā ungkap Saleh.
Saleh berharap adanya pengayaan akademik lebih lanjut terkait topik penelitian ini serta menekankan pentingnya melanjutkan warisan intelektual KH Abdullah Said untuk memastikan bahwa dakwah tetap menjadi medium perubahan yang inklusif dan berkesinambungan sebagai jalan untuk membangun manusia, masyarakat, dan peradaban.
Hadir membersamai pada ujian promosi tersebut Ketua Dewan Murabi Wilayah Hidayatullah KH Ir Abdul Majid MA, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Hidayatullah Sulsel Drs Nasri Bukhari MPd dan jajaran, serta Ketua Yayasan Al Bayan kampus utama Hidayatullah Makassar Suwito Fatah MM dan jajaran.*/Adam Sukiman