AdvertisementAdvertisement

Ketum Narasumber Bersama Rektor ITS dan Praktisi

Content Partner

Hidayatullah.or.id – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Nashirul Haq, MA, menjadi narasumber dalam acara seminar nasional kebangsaan bertema pendidikan di Kota Malang, Jawa Timur, belum lama ini (7/01/2015).

Seminar yang digelar sebagai rangkaian Munas IV Muslimat Hidayatullah itu mengusung tema “Pendidikan Putri Berkualitas Menjamin Lahirnya Generasi Robbani Calon Pemimpin Bangsa”. Seminar ini menghadirkan pembicara lainnya yaitu Rektor ITS Prof. Ir. Joni Hermana M.Sc.ES.Ph.D dan akademisi yang juga praktisi pendidikan Prof Dr Imam Suprayogo.

Dalam pemaparannya Nashirul mengutarakan bahwa memilih pasangan pernikahan yang se-visi dalam rangka membangun keluarga yang tentram (sakinah), sarat cinta (mawaddah), dan penuh rahmat (rahmah), merupakan salah satu langkah ikhtiar dalam melahirkan gerenasi Rabbani.

Selain itu, lanjut dia, untuk meretas lahirnya generasi Rabbani, kata Nashirul, muslimat hendaknya meneladani para ibu-ibu muslimat terdahulu di zamannya masing-masing.

“Banyak tauladan perjuangan seorang ibu yang bisa kita contoh dalam melahirkan generasi Rabbani. Diantaranya kisah perjuangan ibunda Hajar, perjuangan Ibunda Khadhijah, perjuangan Ibunda Fatimah binti Muhammad, dan juga Ibunda-Ibunda para ulama seperti Imam Malik dan Imam Syafii,” kata Nashirul.

Nashirul berharap, keberaan organisasi pendukung (open) Muslimat Hidayatullah ini bisa mewadahi para muslimat supaya dapat lebih optimal dalam membimbing generasi-generasi Islam menjadi generasi rabbani yang kelak turut berkontribusi secara berkelanjutan dalam membangun peradaban mulia dan meninggikan martabat bangsa.

Sementara itu, Prof Dr Imam Suprayogo, menambahkan bahwa kepribadian atau kultur yang menjadi kebiasan orangtua akan berpengaruh terhadap pola tumbah kembang anak di kemudian hari. Namun sayangnya ini tidak banyak disadari.

“Generasi Robbani dilahirkan dari keluarga yang sehat yaitu keluarga yang senantiasa menjaga kehormatannya, baik ayah maupun ibunya,” kata Imam Suprayogo.

Menurut Imam, lahirnya generasi Rabbani yang kokoh imannya dan kuat kepeduliannya tidak bisa instan atau sesingkat yang mungkin banyak orang pikirkan.

Melahirkan generasi Rabbani, lanjut Imam, memerlukan desain yang tidak sederhana karena tidak saja melibatkan sekolah sebagai medium pendidikan formal, melainkan juga menuntut adanya keterlibatan aktif banyak aspek. Tidak saja sehat fisiknya, melainkan sehat pula ruhaninya.

“Harus dimulai sejak awal bertemunya laki-laki dan perempuan yang sah menurut Islam dalam bingkai pernikahan,” kata dia.

Tokoh dibalik berbagai capaian prestisius perguruan tinggi UIN Malang ini mengutarakan, umat Islam sudah lama memimpikan penyelenggaran pendidikan Islam yang konfrehensif. Pendidikan Islam ini diharapkan mampu mengantarkan peserta didik menjadi manusia insan kamil yakni menjadi figur beriman, beramal saleh, serta akhlakul karimah.

Karena itu, menurut Imam, sejatinya pendidikan Islam adalah kebutuhan mutlak. Sebab itu masyarakat pun rela berkorban demi kelangsungan generasi bisa mendapatkan kepengasuhan dan pendidikan berkualitas yang dilandasi dengan asas-asas Islami.

Imam Suprayogo mengatakan hendaknya negara tidak mungkin mengabaikan lembaga pendidikan Islam apalagi melarangnya.

“Generasi Rabbani adalah harapan kita semua yang mudah-mudahan lahir dari sini,” kata Imam Suprayogo.

Senada dengan itu, Rektor Institut Teknologi Surabaya (ITS) Prof. Ir. Joni Hermana M.Sc.ES.Ph.D, mengatakan orang tua adalah madarasah pendidikan pertama bagi anak-anaknya.

“Oleh karena itu, pembinaan generasi Robbani yang benar agamaanya dan berorientasi akhirat harus dimulai dari keluarga,” kata Joni Hermana.

Profesor Joni menegaskan, peran seorang ibu dalam keluarga sangat penting untuk membentengi generasi dari perang pemikiran dan hiruk pikuk fitnah akhir zaman yang sedang terjadi sekarang ini.

“Ada beberapa gejala yang tersusun sistematis untuk mencegah lahirnya generasi Rabbani, yaitu dijauhkannya para generasi Islam dari kitab suci Al-Qur’an, masjid dan llmu,” kata dia di hadapan ratusan peserta Munas IV Muslimat Hidayatullah.

Atas kepeduliannya terhadapa masalah generasi muda tersebut, pada akhir Agustus tahun lalu Joni Hermana meluncurkan “Gerakan Shalat Subuh Berjama’ah” di kampus yang ia pimpin.

Melalui “Gerakan Shalat Subuh Berjamaah”, Joni ingin mahasiswa mempunyai misi ketika kuliah. Sehingga kehidupan yang dijalani menjadi barokah.

“Ketika mereka kuliah itu sebenarnya ada misi, tidak sekedar mengejar duniawi seperti gelar atau pekerjaan, itu terlalu kecil,” ujarnya.

Menurut Joni Hermana, ada dimensi lain yang lebih luas, yakni dimensi akhirat. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa tujuan manusia diciptakan adalah semata untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Karenanya, Joni Hermana mendorong Muslimat Hidayatullah terus menguatkan perannya dalam mengokohkan keluarga. (ybh/hio)

FOTO-FOTO:

Ketum DPP Hidayatullah Nashirul Haq

Imam Suprayogo Pegang Mic Pembicara Secara  Umum Seminar Rektor ITS Joni Hermana

 

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

“Sa Terharu, Sa Dapat Bantuan”, Simpul Sinergi Hangatkan Hati Mualaf Suku Marind

MERAUKE (Hidayatullah.or.id) -- Di tengah rimba Papua Selatan, suasana haru bercampur bahagia menyelimuti Distrik Malind, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img