AdvertisementAdvertisement

Kemerdekaan Ilmu

Content Partner

MERDEKA lawan dari terpasung atau terkungkung. Orang yang terkungkung berarti terkurung. Dia tidak bebas menjalankan sesuatu. Kalaupun berbuat, ia hanya bisa mengerjakan apa yang diperintahkan. Meski terkadang, tidak lagi sesuai dengan kehendak nuraninya. Dia sebagai budak yang terjajah. Bukan manusia merdeka.

Contoh sederhana bisa dilihat pada sekawanan kerbau yang dicocok hidungnya. Kemana-mana ia hanya bisa mengikuti teriakan dan cemeti tuannya. Hewan itu hanya bisa bekerja menarik bajak di sawah. Menuruti tekanan kata pemiliknya. Tak mampu bergerak semaunya. Layaknya kawan-kawannya yang asyik menikmati mandi lumpur di ladang sebelah.

Bagi orang beriman, merdeka itu wajib. Dalam fiqh, status merdeka termasuk syarat menjalankan beberapa syariat agama. Hukum orang merdeka berbeda dengan hukum budak sahaya. Lain hal secara akidah, hamba yang merdeka berarti bebas menjalankan keyakinannya. Ia memang budak tapi untuk menyembah Tuhannya. Bukan budak bisikan setan atau nafsu yang menungganginya.

Soal ilmu, punya keyakinan kuat itu pertanda merdekanya jiwa. Sebab tujuan ilmu adalah menancapkan keyakinan makhluk kepada Khalik, Sang Pencipta. Ilmu yang benar akan memerdekakan pemiliknya dari pasungan tipu daya dunia.

Diakui, dunia begitu indah untuk dinikmati dan sangat asyik dijalani. Tak sedikit manusia terjerat dalam perangkapnya. Demikian itu kebanyakan orang-orang yang tidak punya ilmu. Anehnya, di antara mereka ada juga yang berilmu. Sayang, jiwanya rupanya tak mampu memerdekakan dirinya.

Sampai di sini, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw) menasihatkan sebuah doa terindah. Agar manusia terjaga dari fitnah. Senantiasa mengingat tujuan ilmu, yang juga inklud sebagai visi dan garis besar kehidupan manusia. Bahwa manusia dipersilakan untuk bekerja sesuai dengan potensi yang diberikan.

Raihlah ilmu setinggi-tingginya. Kejarlah cita-cita sebentang samudera sekalipun. Berkreasi dan berkaryalah. Tumbuhkan jiwa-jiwa inovatif yang selalu solutif untuk kehidupan manusia. Tapi ingat, itu semua tidak untuk melalaikan manusia dari dzikir mengingat Allah. Apalagi sampai memalingkan dan menentang perintah serta larangan agama.

Allahumma la taj’al mushibatana fi dinina, wa la taj’alid dunya akbara hammina wa la mablagha ilmina. “Ya Allah janganlah Engkau timpakan musibah kami pada urusan agama kami. Janganlah Engkau jadikan dunia ini adalah cita-cita terbesar kami dan pucak dari (tujuan) ilmu kami.” Demikian nasihat indah sekaligus resolusi kemerdekaan seorang Mukmin tersebut.

Bahwa jiwa-jiwa yang merdeka dengan ilmu, seharusnya mendapati hatinya bahagia, bukan gelisah. Wa la khaufun alaihim wa la hum yahzanun. Tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka tidaklah bersedih hati. Orang-orang tersebut, jiwa raganya tak lagi terkurung dengan orientasi fisik atau materi dunia semata.

Dadanya terasa lapang. Hatinya ridha (puas) dan qana’ah (menerima) apapun nikmat yang diberikan oleh Allah. Dirinya tumbuh menjadi pribadi yang optimis. Tak mudah menyalahkan orang lain. Apalagi langsung memvonis mereka.

Ia sibuk meng-upgrade dan mengoptimalkan diri. Berbagi manfaat sekaligus siap menerima nasihat. Baginya menatap masa depan menjadi hari-hari yang menggairahkan dan penuh semangat. Membalas nikmat dengan bersyukur. Menukar anugrah dengan karya dan kontribusi penuh maslahat.

Ilmu yang memerdekakan senantiasa mendorong kepada amal shaleh. Ada panggilan jiwa penuh empati. Ada kepekaan dan kepedulian sosial. Dia bertranformasi dari pribadi shalih menjadi sosok mushlih di lingkungannya.

Sukma yang merdeka, sekali lagi, senantiasa fokus pada tujuan hidupnya. Sebagai khalifah yang mengatur dunia dengan misi keselamatan umat manusia dan sebagai hamba yang hanya menyembah kepada Allah.

MASYKUR SUYUTHI, penulis pendidik di Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak Balikpapan

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Harga Mati Rejuvenasi

SAAT ini, organisasi Islam dihadapkan pada tantangan besar untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan dunia yang semakin berubah. Di...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img