MALANG (Hidayatullah.or.id) — Bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga bahasa suci Al-Quran dan As-Sunnah yang menjadi landasan ilmu agama Islam. Dengan menekankan pentingnya bahasa Arab, Departemen Kepesantrenan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, K.H. Muhammad Syakir Syafi’i, menyampaikan bahwa bahasa ini menjadi bahasa yang penting bagi umat Islam dalam membangun peradaban dengan ilmu dan amal salih.
“Di lingkungan pesantren, kemampuan berbahasa Arab yang baik menjadi daya tarik bagi syiar dan juga faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta pengkaderan santri,” kata Syakir Syafi’i, seperti dalam keterangannya kepada media ini, Senin, 2 Jumadil Awal 1446 (4/11/2024).
Sebagai langkah konkret untuk mencapai tujuan ini, Departemen Kepesantrenan Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah mengadakan “Workshop dan Pilot Project Nasional Pembentukan Bi’ah Lughawiyah” pada tanggal 28-31 Oktober 2024, bertempat di Ma’had Hidayatullah Kota Batu, Jawa Timur.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah membentuk lingkungan berbahasa Arab di Pondok Pesantren Hidayatullah yang kondusif dan mendukung pembelajaran bahasa Arab. Selain itu, terangnya, workshop ini bertujuan meningkatkan kompetensi para pengajar dan pengelola pesantren dalam mengelola program pembelajaran bahasa Arab.
“Program ini juga diharapkan dapat membangun budaya berbahasa Arab di kalangan santri, yang akan mendukung penguasaan literatur Islam serta peningkatan mutu pendidikan pesantren secara umum. Kegiatan ini juga akan menjadi wadah bagi para peserta untuk menyusun panduan dan program berkelanjutan dalam menciptakan lingkungan berbahasa Arab yang efektif,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari program strategis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab, Departemen Kepesantrenan Hidayatullah melihat urgensi membentuk lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran bahasa ini.
Menurut K.H. Muhammad Syakir Syafi’i, kegiatan ini merupakan lanjutan dari program webinar Strategi Pembentukan Bi’ah Lughawiyah yang telah diadakan sebelumnya.
Sebagai langkah awal, program ini merekomendasikan pilot project di tiga lokasi pada tahun 2024, yakni di SMH Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak Balikpapan, MA Luqman Al Hakim Kampus Utama Hidayatullah Samarinda, dan MA Integral Kampus Madya Hidayatullah Manokwari.
Syakir menyebutkan, tahun 2025 nanti, implementasi akan diperluas ke delapan daerah lainnya, yaitu di SMA Luqman Al Hakim Kampus Utama Hidayatullah Surabaya, SMA Al Bayan Kampus Utama Hidayatullah Makassar, SMA Hidayatullah Kampus Madya Hidayatullah Yogyakarta, MA Ulul Al Baab Kampus Madya Hidayatullah Ternate, Ma’had Tahfizhul Quran Ahlus Shuffah Balikpapan, SMA IIBS Arrohmah Putri 2 Malang, SMH Putri Kampus Madya Hidayatullah Tulungagung, dan MTs Hidayatullah Putri Kampus Madya Hidayatullah Muntilan.
Dengan tambahan tiga pesantren yang telah distandardisasi sebelumnya, total terdapat sebelas pesantren yang berkomitmen penuh untuk menciptakan lingkungan berbahasa Arab yang efektif.
Dukungan dan Implementasi Program
Sebelas pesantren yang terpilih akan mendapatkan dukungan intensif dari Departemen Kepesantrenan Hidayatullah, terutama dalam bentuk pembinaan dan penugasan sumber daya insani (SDI) yang kompeten, khususnya guru bahasa Arab.
“Kesebelas pesantren yang menjadi pilot project tersebut akan diberikan suppor, di antaranya dalam bentuk pembinaan intensif dan prioritas penugasan SDI guru bahasa Arab yang berkompeten,” kata Syakir. Dengan adanya dukungan ini, dia mengharapkan para pengajar dan pengelola pesantren mampu mengimplementasikan program-program pembelajaran bahasa Arab dengan lebih optimal.
Workshop ini juga dirancang untuk menyediakan panduan dan program berkelanjutan dalam membangun Bi’ah Lughawiyah yang kondusif di pesantren. Para peserta, termasuk para pengajar, pengelola, dan mahasiswa tingkat akhir dari Ma’had Aly Hidayatullah Kota Batu, akan dibekali dengan metode dan strategi yang telah dirancang secara khusus.
Sesuai dengan kebijakan organisasi, Hidayatullah mengharapkan bahwa semua pesantren di bawah naungannya membangun keunggulan dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis Bi’ah Lughawiyah. Melalui kegiatan ini, pesantren Hidayatullah berkomitmen menciptakan standar pembelajaran bahasa Arab yang lebih tinggi, di mana santri tidak hanya mampu membaca dan menulis dalam bahasa Arab, tetapi juga terampil dalam berkomunikasi sehari-hari.
“Semoga di tahun anggaran 2025, jumlah pesantren yang distandardisasi semakin bertambah jumlahnya secara signifikan, biidznillahi Ta’ala,” harap K.H. Syafi’i.
Peningkatan jumlah pesantren yang menerapkan standar Bi’ah Lughawiyah diharapkan membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan pesantren. Dengan santri yang terbiasa menggunakan bahasa Arab dalam komunikasi sehari-hari, diharapkan kompetensi mereka dalam bahasa ini akan meningkat secara substansial.
Selain itu, terang Syakir, Bi’ah Lughawiyah akan membantu membangun budaya berbahasa Arab yang kuat di kalangan santri, yang pada akhirnya akan mendukung penguasaan literatur Islam.
Workshop ini menghadirkan sejumlah narasumber dan fasilitator berpengalaman, diantaranya adalah K.H. M. Syakir Syafi’i, Ketua Departemen Kepesantrenan, serta sejumlah pimpinan pesantren dan tim pengajar yang memiliki kompetensi tinggi dalam pengembangan Bi’ah Lughawiyah.
Fasilitator lainnya meliputi Ust. Muhammad Dinul Haq, Ust. Alimin Mukhtar, Ust. Fatchurrahman, Ust. Jundi Iskandar, dan Tim Mahaba. Kehadiran mereka diharapkan mampu memberikan panduan praktis dan wawasan strategis kepada para peserta mengenai cara terbaik untuk membangun Bi’ah Lughawiyah.
Selain narasumber, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa tingkat akhir Ma’had Aly Hidayatullah Kota Batu, yang memiliki kemampuan berbahasa Arab aktif. Total peserta berjumlah 50 orang, di mana sebagian besar sudah memiliki dasar kemampuan bahasa Arab.*/Adam Sukiman