DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Laznas BMH bersama YBM-BRILiaN kuatkan kiprah dai dengan memberikan bekal keilmuan, wawasan dan skil uptodate seiring dengan perkembangan dan tantangan dakwah yang kian kompleks.
Direktur Program dan Pemberdayaan BMH Pusat, Zainal Abidin, mengatakan workshop dai yang dihadiri oleh 34 dai dari seluruh Indonesia mulai Aceh hingga Papua dipusatkan di Pesantren Hidayatullah Depok.
“Alhamdulillah hari ini dibuka workshop dai yang dihadiri oleh 34 dai dari seluruh Indonesia, Aceh hingga Papua yang dipusatkan di Pesantren Hidayatullah Depok,” katanya.
Hadir sebagai narasumber para tokoh, seperti dari MUI, KH. Cholil Nafis, dan lainnya. Zainal Abidin menyebutkan acara berlangsung selama 3 hari mulai 13 sampai 15 Maret 2023.
Direktur Utama Laznas BMH, Supendi mengatakan bahwa workshop ini bermaksud menjadikan dai kian progresif dalam dakwah, santun dan tentu saja mampu memberi warna kemajuan bagi masyarakat di pedesaan dan pedalaman.
“Dalam tiga hari workshop para dai akan mendapat bekal bagaimana berperan sebagai dai yang mampu membawa kemajuan masyarakat,” ungkapnya.
Dalam sesi perdana yang diisi oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, para dai mendapat materi perihal bagaimana mampu bersikap pertengahan (wasathiyah) dalam dakwah.
“Sebagai dai kita harus punya sikap wasathiyah, pertengahan, jangan ekstrem, baik ekstrem kanan atau ekstrem kiri. Di tengah-tengah, adil dan seimbang, tawazun, serta tasamuh (toleransi),” ungkapnya.
Pengasuh Ponpes Cendekia Amanah Depok yang juga instruktur Syahadah Standardisasi Dai (SSD) Majelis Ulama Indonesia ini mengatakan bagaimanapun masyarakat tetap melihat dai sebagai orang yang diikuti.
“Oleh karena itu pastikan bersikap adil. Dan, perhatikan betul soal kepantasan. Jangan mentang-mentang dakwah lalu tidak peduli soal kepantasan dan kapasitas umat yang menjadi objek dakwahnya,” urainya.
Lebih jauh pria yang menyandang gelar alumni terbaik dari Pesantren Sidogiri itu mengatakan bahwa dai adalah opinion leader.
“Jadi harus luas wawasan keislaman dan kebangsaan,” tegasnya.*/Herim